Arti lain dari Koruptor & Filosofi makanan halal untuk anjing
Apabila kita cek didalam KBBI, koruptor artinya orang yang melakukan korupsi; orang yang menyelewengkan (menggelapkan) uang negara (perusahaan) tempat kerjanya. jika kita perhatikan, dengan merujuk pada proses alur peristiwanya, koruptor itu juga adalah pengkhianat, alurnya sama persis dengan peristiwa pengkhianatan dimana ada yang diberi amanah lalu mengkhianati amanah itu. Bahkan ada yang disumpah dengan meletakkan Al-Qur'an diatas kepalanya (bagi yang islam) malah menentang sumpahnya itu sendiri. Karena penulis setuju dan menganggap koruptor sebagai pengkhianat, maka mari kita singgung kesusilaan atau kenuranian. Dengan menyinggung aspek ini, sepertinya akan lebih inten dan meresap kedalam diri kita masing-masing, khususnya untuk penulis sendiri.
Mengupas nafsu serakah manusia memang sangat panjang. Manusia tidak segan melepas sisi kemanusiaannya sendiri agar tujuannya tercapai meski sudah diberi perasaan dan akal, atau menganut sebuah agama maupun dibuatkan norma, tetap saja tidak bermanfaat bagi dirinya.
Lumrah dan manusiawi, cara mencari nafkah seharusnya dilakukan dengan proses kerja keras, atas upaya akal, tenaga meneteskan keringat sendiri. Dalam agama lebih diperjelas lagi, kita sering mendengar ungkapan, "usaha tanpa do'a sombong, do'a tanpa usaha bohong. ungkapan sederhana namun benar adanya. Bicara tentang nafkah, (kalau dalam tren ekonomi katanya finansial), manusia punya tangan, kaki atau perpanjangan alat lain yang telah disediakan Sang Pencipta agar manusia bertahan hidup dengan cara yang baik. Namun kebanyakan manusia luput meresapi itu, malah dengan mudahnya menempuh cara licik penuh tipu daya dan bahkan berkhianat, pas seperti yang dilakukan oleh pengkhianat-pengkhianat di daerah kita ini. Para pengkhianat berdasi, berpeci tampak berwibawa, tapi diatas meja, dasi dan peci melayang entah kemana.
Mari memandang rekan semakhluk kita, yaitu hewan. Anjing misalnya dengan suka rela memakan yang memang haknya yaitu makanan sisa yang dibuang orang, seperti sisa nasi bungkus dibawah jembatan atau makanan sisa lainnya. Betapa ikhlasnya hewan-hewan ini menjilat dan mengunyah makanan sisa yang sudah basi itu ditambah ada keributan sedikit (menghangatkan suansa) namun itulah adanya. Mereka makan makanan "halal". Makanan itu dalam dunia keanjingan jorok dari sisi zahirnya tapi halal secara bathin. Anjing-anjing itu mendapatkannya secara halal karena sudah dibuang orang, mereka tidak merebut, tidak mencuri, tidak memeras, tidak menipu, tidak membegal, mereka polos apa adanya. jika kita pernah rewang pada pesta tetangga kita dikampung, dibagian belakang lokasi mencuci piring, kita akan menyaksikan peristiwa itu.
Lihatlah fakta para pengkhianat didaerah kita, makan keringat orang, menipu untuk perut sendiri lalu hasilnya dibawa kerumah untuk disantap bersama anak-anak dirumah. Cara mencari makan seperti ini dilarang agama, padahal hasil curian itu, uang korupsi itu adalah hak orang lain, ada hak si miskin, hak anak-anak yatim dll. Pencuri berdasi dan Berpeci kalah telak dengan anjing dalam hal mencari makan, pertanda nurani dan kesusilaan telah melayang.
Selama ini kita terlalu menyempitkan sumber ilmu pengetahuan, padahal semua makhluk sedang mendidik untuk bersifat dan bertindak baik, secara "kauniyah" seharusnya seperti itu. Mungkin kemanusiaan saat ini hanya dibawa dan dipaksakan pada hal pendidikan formalitas semata. Padahal, kemanusiaan teramat kompleks. Manusia pengkhianat tidak berani mendidik dirinya lebih dimanis lagi dialam jagat ini, akibatnya hewan yang sedang mendidiknyapun tidak disadari.
Maaf karena saya sudah membahas yang berkaki empat, padahal awalnya hanya yang berkaki dua. Mudah-mudahan kita masih terus dapat kesempatan untuk belajar, agar senantiasa nurani atau kesusilaan kita berfungsi dengan semestinya.
Radensyah
*Konten Kreator


